Test dashboard Sales Superstore 2016 menggunakan layout baru.
Sebagian materi untuk sesi 1 mini workshop DGPL tgl 18/8 nanti.
Ada penambahan DAX measures yang (sengaja) dikelompokkan ke dalam 4 table DAX biar ga lupa. Selain itu juga ditambahkan Dimension Table Calendar untuk menampilkan Penjualan mulai dari awal bulan.
Oya, kapan itu ada yg bertanya: kenapa posisi Y-axis dan X-axis pada visual column dan bar chart suka berubah2 dari bawah ke atas dan sebaliknya? Jika diperhatikan, sebenarnya tidak ada yg berubah.
- Untuk Column chart (baik stacked maupun cluster), posisi Y-axis selalu berada di field sebelah bawah. Dan kolom value dari tabel pasti akan nyemplung ke situ secara otomatis
- Sebaliknya untuk bar chart (baik stacked maupun clustered), posisi X-axis yang berada di field bawah, dan kolom value pasti akan masuk ke sini.
Ga usah dihapal, nanti akan ingat dgn sendirinya jika sudah terbiasa.
Sampai ketemu nanti.
Kalau masih ada yg mau join silakan, masih ada slot.
Maks +/- 10 Peserta per-batch.
hashtag#dgpl hashtag#miniworkshop hashtag#dataviz hashtag#powerbi hashtag#salesmansejati hashtag#pejuangomzet hashtag#saleswarrior hashtag#dashboardgapakailama
Video diiringi lagu baru berjudul "Di jalan - Balada Salesman" karya Merdwiansyah Yusqi, mohon ijinnya
Ada penambahan DAX measures yang (sengaja) dikelompokkan ke dalam 4 table DAX biar ga lupa. Selain itu juga ditambahkan Dimension Table Calendar untuk menampilkan Penjualan mulai dari awal bulan.
Oya, kapan itu ada yg bertanya: kenapa posisi Y-axis dan X-axis pada visual column dan bar chart suka berubah2 dari bawah ke atas dan sebaliknya? Jika diperhatikan, sebenarnya tidak ada yg berubah.
- Untuk Column chart (baik stacked maupun cluster), posisi Y-axis selalu berada di field sebelah bawah. Dan kolom value dari tabel pasti akan nyemplung ke situ secara otomatis
- Sebaliknya untuk bar chart (baik stacked maupun clustered), posisi X-axis yang berada di field bawah, dan kolom value pasti akan masuk ke sini.
Ga usah dihapal, nanti akan ingat dgn sendirinya jika sudah terbiasa.
Sampai ketemu nanti.
Kalau masih ada yg mau join silakan, masih ada slot.
Maks +/- 10 Peserta per-batch.
hashtag#dgpl hashtag#miniworkshop hashtag#dataviz hashtag#powerbi hashtag#salesmansejati hashtag#pejuangomzet hashtag#saleswarrior hashtag#dashboardgapakailama
Video diiringi lagu baru berjudul "Di jalan - Balada Salesman" karya Merdwiansyah Yusqi, mohon ijinnya
Final design untuk kaos "𝗜'𝘃𝗲 𝗴𝗼𝘁 𝘁𝗵𝗲 𝗣𝗼𝘄𝗲𝗿 (𝗕𝗜)".
Design belakang : " 𝗡𝗶𝗰𝗲 𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆, 𝗻𝗼𝘄 𝘀𝗵𝗼𝘄 𝗺𝗲 𝘁𝗵𝗲 𝗗𝗔𝗧𝗔!"
Kaos Cotton Combed 24s (seperti biasa).
Warna : 𝗛𝗶𝘁𝗮𝗺
Harga 𝗜𝗗𝗥 𝟭𝟬𝟬𝗸 (Size 3L/ 4L + 15k)
Buat para penyuka Dataviz saja. Atau pura2 suka juga gapapa 😁
Pre-order sekarang, masuk sablon +- tgl 15, est selesai 2 Minggu.
Kalau dimasukin sekarang, mbak Sablon-nya sedang sombong krn lagi banjir orderan 17-an. Jual mahal (macam sewa Alphard aja ).
hashtag#ivegotthepowerbi hashtag#dataviz hashtag#nicestory hashtag#showmethedata hashtag#storytellingwithdata hashtag#powerbi hashtag#izzatees
Design belakang : " 𝗡𝗶𝗰𝗲 𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆, 𝗻𝗼𝘄 𝘀𝗵𝗼𝘄 𝗺𝗲 𝘁𝗵𝗲 𝗗𝗔𝗧𝗔!"
Kaos Cotton Combed 24s (seperti biasa).
Warna : 𝗛𝗶𝘁𝗮𝗺
Harga 𝗜𝗗𝗥 𝟭𝟬𝟬𝗸 (Size 3L/ 4L + 15k)
Buat para penyuka Dataviz saja. Atau pura2 suka juga gapapa 😁
Pre-order sekarang, masuk sablon +- tgl 15, est selesai 2 Minggu.
Kalau dimasukin sekarang, mbak Sablon-nya sedang sombong krn lagi banjir orderan 17-an. Jual mahal (macam sewa Alphard aja ).
hashtag#ivegotthepowerbi hashtag#dataviz hashtag#nicestory hashtag#showmethedata hashtag#storytellingwithdata hashtag#powerbi hashtag#izzatees
Mini -Workshop Dataviz lagi.
Dashboard Ga Pakai Lama - Batch 3.
Dashboard Ga Pakai Lama - Batch 3.
Tanggal 18 dan 25 Agustus 2024.
Maks +/- 10 Peserta
Masih Rp. 150.000.
Power BI kurang baik apa coba?
Bikin rumus DAX pakai Measure katanya ribet. Dikasih Quick Measure (yg ini predefined DAX cal pakai Table) juga masih ngeluh. Ya udah sekarang dikasih lagi bisa pakai New Calculation... apa masih ngeluh juga? Jangan pada kaya Pejabat dong, udah dienakin masih ga mau kerja / mikir 🤣
hashtag#dax hashtag#quickmeasure hashtag#newcalculation hashtag#powerbi hashtag#dataviz
Sering saya share di workshop DGPL bahwa setiap visual - baik line maupun graphic, diagram dsb memiliki kondisi yang unik dan masing2 memerlukan perlakuan yang berbeda. Contoh yg gampang, misalnya soal isian x dan y-axis. Coba deh perhatikan...
Nah di antara mereka ini ada beberapa visual yg menurut saya agak istimewa! Salah satunya adalah 𝗟𝗶𝗻𝗲 𝗖𝗵𝗮𝗿𝘁. Visual yang satu ini special di mata saya. Selain dia satu2nya visual yang bisa digunakan untuk menampilkan 𝗙𝗼𝗿𝗲𝗰𝗮𝘀𝘁𝗶𝗻𝗴 (tentu saja) dia juga memiliki kondisi yg agak "lain". Jika kalian jeli, ada satu tambahan menu di sebelah 𝗳𝗼𝗿𝗺𝗮𝘁 𝘃𝗶𝘀𝘂𝗮𝗹, yakni "𝗮𝗱𝗱 𝗳𝘂𝗿𝘁𝗵𝗲𝗿 𝗮𝗻𝗮𝗹𝘆𝘀𝗲𝘀 𝘁𝗼 𝘆𝗼𝘂𝗿 𝘃𝗶𝘀𝘂𝗮𝗹" . Jika kita lupa nyolek khodam yg satu ini, dipastikan visual Forecasting ogah nongol.
Satu lagi kehebohan 𝗟𝗶𝗻𝗲 𝗖𝗵𝗮𝗿𝘁. Coba perhatikan video berikut.
Jika kalian klik kanan pada salah satu marker - baik yang naik maupun yang turun, lalu drill down ke bawah, akan tampak tool : Analyse... yang akan menjelaskan rincian gap kenaikan atau keturunan (eh). Dia akan menawarkan beberapa opsi chart baru yg bisa langsung ditempel di bidang sebelahnya. Ada Waterfall, Scatter chart dan dua lainnya. Sadis ya! Line Chart memang ga ada obat.
hashtag#linechart hashtag#ifyoudontknownowyouknow hashtag#powerbi hashtag#dataviz hashtag#fixyou hashtag#coldplay hashtag#forecasting hashtag#trendanalysis
Nah di antara mereka ini ada beberapa visual yg menurut saya agak istimewa! Salah satunya adalah 𝗟𝗶𝗻𝗲 𝗖𝗵𝗮𝗿𝘁. Visual yang satu ini special di mata saya. Selain dia satu2nya visual yang bisa digunakan untuk menampilkan 𝗙𝗼𝗿𝗲𝗰𝗮𝘀𝘁𝗶𝗻𝗴 (tentu saja) dia juga memiliki kondisi yg agak "lain". Jika kalian jeli, ada satu tambahan menu di sebelah 𝗳𝗼𝗿𝗺𝗮𝘁 𝘃𝗶𝘀𝘂𝗮𝗹, yakni "𝗮𝗱𝗱 𝗳𝘂𝗿𝘁𝗵𝗲𝗿 𝗮𝗻𝗮𝗹𝘆𝘀𝗲𝘀 𝘁𝗼 𝘆𝗼𝘂𝗿 𝘃𝗶𝘀𝘂𝗮𝗹" . Jika kita lupa nyolek khodam yg satu ini, dipastikan visual Forecasting ogah nongol.
Satu lagi kehebohan 𝗟𝗶𝗻𝗲 𝗖𝗵𝗮𝗿𝘁. Coba perhatikan video berikut.
Jika kalian klik kanan pada salah satu marker - baik yang naik maupun yang turun, lalu drill down ke bawah, akan tampak tool : Analyse... yang akan menjelaskan rincian gap kenaikan atau keturunan (eh). Dia akan menawarkan beberapa opsi chart baru yg bisa langsung ditempel di bidang sebelahnya. Ada Waterfall, Scatter chart dan dua lainnya. Sadis ya! Line Chart memang ga ada obat.
hashtag#linechart hashtag#ifyoudontknownowyouknow hashtag#powerbi hashtag#dataviz hashtag#fixyou hashtag#coldplay hashtag#forecasting hashtag#trendanalysis
Sejujurnya saja, saya termasuk orang yang tidak terlalu suka DAX ada di dalam Dashboard Power BI. Walaupun tentu saja itu tidak bisa dihindari. Alasannya jelas: ga mau ribet. Makanya di Template Dashboard yang saya - maaf, jual tidak ada sama sekali DAX terpasang di sana. Tujuannya untuk memudahkan semua golongan User agar saat membukanya ga pakai "ribet". Tapi untuk SDT v2.2 atau v3 mau tidak mau ada beberapa yg mungkin nongkrong di sana karena kebutuhan.
Saya lebih memilih opsi "ngakalin" ketimbang harus susah payah masang DAX di kolom Measure. Misalnya, pada workshop kemarin ada dua opsi untuk membuat kolom Sales Contribution, yakni dengan menuliskan DAX agak panjang - dan sulit dihapal logicnya sbg User awam, atau cukup dua langkah saja dgn cara mengubah "Show value as". Atau coba mainin pre-defined DAX pada tool Quick Measure. Lebih nyaman rasanya.
Alasan ke tiga saya ga suka DAX adalah karena nyebelin. Bayangin sekarang ini kita bisa nanya sama Chat GPT. Seperti dalam contoh video berikut saat kesulitan nulis DAX utk rumus Excel IF bertingkat :
Eh simbah langsung menjawab dalam hitungan sepesekian detik. Gila kan? Tinggal saya copas ke New Measure dan isikan, lalu edit sedikit sesuai nama Kolom dan Tabel ... dan triiiiiing.... Muncul dah itu rumus DAX. And it works....! Kaluar hasilnya di Visual Table saya. Bisa begitu ya...?
Nah, itulah kenapa bikin saya malas ngomongin DAX.
Sebenarnya topik ini juga pernah saya singgung di postingan beberapa bulan yang lalu, tapi saya agak ragu untuk mempostingnya secara khusus.
Postingan ini juga menjelaskan ke teman2 penyuka Power BI kenapa kita sebaiknya menuliskan DAX, karena akan sangat membantu di saat kita ingin membuat formula lainnya dan tinggal nyomot DAX yg sdh jadi ketimbang menyusun ulang syntax dengan Nama2 Tabel dan Kolom. Capek.
Buat yg kepusingan nyari2 rumus Excel ke DAX, coba ga usah malu nanya ke beliau saja.
#ifyoudontknownowyouknow #daxbychatgpt #daxmantra #malesdax #copilot
Alasan ke tiga saya ga suka DAX adalah karena nyebelin. Bayangin sekarang ini kita bisa nanya sama Chat GPT. Seperti dalam contoh video berikut saat kesulitan nulis DAX utk rumus Excel IF bertingkat :
"... Can you give me the Power BI DAX version for this Microsoft excel formula "=IF(C2>=5500,"90%",IF(C2<5000,"60%", "70%"))" "
Eh simbah langsung menjawab dalam hitungan sepesekian detik. Gila kan? Tinggal saya copas ke New Measure dan isikan, lalu edit sedikit sesuai nama Kolom dan Tabel ... dan triiiiiing.... Muncul dah itu rumus DAX. And it works....! Kaluar hasilnya di Visual Table saya. Bisa begitu ya...?
Nah, itulah kenapa bikin saya malas ngomongin DAX.
Sebenarnya topik ini juga pernah saya singgung di postingan beberapa bulan yang lalu, tapi saya agak ragu untuk mempostingnya secara khusus.
Postingan ini juga menjelaskan ke teman2 penyuka Power BI kenapa kita sebaiknya menuliskan DAX, karena akan sangat membantu di saat kita ingin membuat formula lainnya dan tinggal nyomot DAX yg sdh jadi ketimbang menyusun ulang syntax dengan Nama2 Tabel dan Kolom. Capek.
Buat yg kepusingan nyari2 rumus Excel ke DAX, coba ga usah malu nanya ke beliau saja.
#ifyoudontknownowyouknow #daxbychatgpt #daxmantra #malesdax #copilot
Setiap hubungan model (relationship) dalam Power BI akan didefinisikan oleh jenis kardinalitas-nya. Ada empat opsi jenis kardinalitas, yang masing2 mewakili karakteristik data dari kolom terkait "Dari" dan "Ke". Empat opsi, tersebut dengan notasinya (perhatikan pada Model view ada tanda “1 > * ” )
- One-to-Many, à(1 : *)
- Many-to-One, à(* : 1)
- One-to-One (1 : 1)
- Many-to-Many (* : *)
Ini sebenarnya berhubungan dengan pemodelan relasional yang dikenal sebagai Skema Bintang (Star Schema), yg terdiri dari dua table yakni : Tabel Dimensi dan Tabel Fakta.
sedangkan
𝗖𝗶𝗿𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 :
Pada Umumnya, tabel dimensi berisi jumlah baris yang relatif sedikit. Sedangkan Tabel fakta dapat berisi jumlah baris yang sangat besar dan terus bertambah seiring waktu. Nah makin jelas kan?
Kembali ke masalah relationship di atas,
Pengertian cardinality One-to-Many à(1 : *) adalah bahwa Nama pada kolom dalam Tabel “Dari”, hanya akan muncul 1 (satu) kali saja (Unique), sedangkan saat terhubung pada Tabel “Ke”, Nama dari kolom / Tabel tersebut bisa muncul beberapa kali.
Misalnya
Pada Kolom "Geo" pada Tabel "Location" ada nama negara India, USA dan Canada dsb yang masing2 hanya muncul sekali. Tetapi saat berada di Tabel "Sales Person" nama2 India, USA dan Canada bisa mencul beberapa kali, puluhan atau bahkan ratusan kali tergantung pada informasi terjadinya penjualan pada yg tampak pada kolom "Date" atau "Product" dsb.
Cukup jelas?
Lihat gambar Skema Bintang di bawah ini.
Mohon maaf jika postingan ini terlalu teknikal. Hanya untuk memperjelas saja.
#cardinality #relationshipmodel #powerbi #starschema #modelview #dimensiontable #facttable
- One-to-Many, à(1 : *)
- Many-to-One, à(* : 1)
- One-to-One (1 : 1)
- Many-to-Many (* : *)
Ini sebenarnya berhubungan dengan pemodelan relasional yang dikenal sebagai Skema Bintang (Star Schema), yg terdiri dari dua table yakni : Tabel Dimensi dan Tabel Fakta.
𝗗𝗶𝗺𝗲𝗻𝘀𝗶𝗼𝗻 𝗧𝗮𝗯𝗹𝗲 ( atau juga dikenal sebagai 𝗟𝗼𝗼𝗸𝘂𝗽 𝗧𝗮𝗯𝗹𝗲)
Merupakan tabel pencarian yang menyimpan atribut deskriptif tentang setiap dimensi dalam model seperti misalnya : 𝗽𝗲𝗹𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮𝗻, 𝗽𝗿𝗼𝗱𝘂𝗸, 𝗸𝗮𝗿𝘆𝗮𝘄𝗮𝗻, 𝘁𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁, dan konsep lainnya termasuk 𝘄𝗮𝗸𝘁𝘂.
Dan Tabel yg paling sering kita temukan di dalam Skema Bintang adalah tabel dimensi 𝗧𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮𝗹, yang bertindak sebagai pengidentifikasi unik, dan kolom deskriptif.
sedangkan
𝗙𝗮𝗰𝘁 𝗧𝗮𝗯𝗹𝗲 (𝗗𝗮𝘁𝗮 𝗧𝗮𝗯𝗹𝗲)
Tabel data ini menampung nilai atau metrik terukur yang mendorong wawasan. Tabel ini menyimpan data mentah dan kuantitatif, menyimpan pengamatan atau kejadian, dan dapat berupa seperti misalnya : 𝗸𝘂𝗮𝗻𝘁𝗶𝘁𝗮𝘀 𝗽𝗲𝘀𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗻𝗷𝘂𝗮𝗹𝗮𝗻, 𝗽𝗲𝗻𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁𝗮𝗻, 𝘀𝗮𝗹𝗱𝗼 𝘀𝘁𝗼𝗸, 𝗻𝗶𝗹𝗮𝗶 𝘁𝘂𝗸𝗮𝗿, 𝘀𝘂𝗵𝘂, dll. Tabel fakta ini berisi kolom kunci dimensi yang berhubungan dengan Dimension Tables, dan kolom ukuran numerik.
𝗖𝗶𝗿𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 :
Pada Umumnya, tabel dimensi berisi jumlah baris yang relatif sedikit. Sedangkan Tabel fakta dapat berisi jumlah baris yang sangat besar dan terus bertambah seiring waktu. Nah makin jelas kan?
Kembali ke masalah relationship di atas,
Pengertian cardinality One-to-Many à(1 : *) adalah bahwa Nama pada kolom dalam Tabel “Dari”, hanya akan muncul 1 (satu) kali saja (Unique), sedangkan saat terhubung pada Tabel “Ke”, Nama dari kolom / Tabel tersebut bisa muncul beberapa kali.
Misalnya
Pada Kolom "Geo" pada Tabel "Location" ada nama negara India, USA dan Canada dsb yang masing2 hanya muncul sekali. Tetapi saat berada di Tabel "Sales Person" nama2 India, USA dan Canada bisa mencul beberapa kali, puluhan atau bahkan ratusan kali tergantung pada informasi terjadinya penjualan pada yg tampak pada kolom "Date" atau "Product" dsb.
Cukup jelas?
Lihat gambar Skema Bintang di bawah ini.
Mohon maaf jika postingan ini terlalu teknikal. Hanya untuk memperjelas saja.
#cardinality #relationshipmodel #powerbi #starschema #modelview #dimensiontable #facttable
Pada mini-workshop DGPL batch ke dua hari Minggu kemarin, telah ditambahkan 15-an DAX Measure untuk lebih mempererat silaturahmi para Peserta dengan Mbah Power BI. Ada 4 (empat) Tabel yang di-showcase, yakni :
- Location,
- People,
- Products dan
- Sales.
Kebetulan semua Measure berada di dalam Table "Sales". Jadinya aman, tidak lompat2 saat mencari DAX untuk keperluan ditampilkan dalam Visual baru.
Namun ada kalanya, Measure yang kita buat ternyata salah kamar dan masuk ke dalam Table yang tidak semestinya (entahlah apa benar bisa nyasar macam begini... jangan2... ). Akibatnya akan nyusahin kita karena DAX yang ada sulit diikutin historynya. Nah bagaimana caranya agar semua DAX tersimpan rapi di dalam satu Table saja? Ternyata sangat mudah dan simple. Ikuti steps berikut ini :
1. Buatlah Table baru dengan cara : Klik Tab Home, lalu pilih Enter Data
2. Berikan Nama misalnya : My Measure. Jangan pakai nama Measure, nanti Power BI membacanya sebagai kolom yang lain
3. Klik (left) pada DAX Measure yang ingin dipindahkan. Ingat: yang di-klik Nama Measure-nya, bukan checkbox-nya. Akan terlihat Highlight...
4. Perhatikan setelah di-klik, pada Ribbon muncul tab Measure Tools.
5. Sekarang pilih Home Table
6. Lalu klik tanda panah ke bawah (dropdown), akan muncul nama2 Table yang sudah diload ke Power BI
7. Pilih Table : My Measure seperti nama yg sudah kita simpan di point 1
Sekarang kalian bisa lihat, Measure yg diseleksi akan berpindah ke Table yang baru : My Measure.
8. Lakukan hal yang sama untuk Measures lainnya sesuai kebutuhan.
Mudah bukan...
#tipsandtrick #powerbi #movemeasuretoothercolumn
- People,
- Products dan
- Sales.
Kebetulan semua Measure berada di dalam Table "Sales". Jadinya aman, tidak lompat2 saat mencari DAX untuk keperluan ditampilkan dalam Visual baru.
Namun ada kalanya, Measure yang kita buat ternyata salah kamar dan masuk ke dalam Table yang tidak semestinya (entahlah apa benar bisa nyasar macam begini... jangan2... ). Akibatnya akan nyusahin kita karena DAX yang ada sulit diikutin historynya. Nah bagaimana caranya agar semua DAX tersimpan rapi di dalam satu Table saja? Ternyata sangat mudah dan simple. Ikuti steps berikut ini :
1. Buatlah Table baru dengan cara : Klik Tab Home, lalu pilih Enter Data
2. Berikan Nama misalnya : My Measure. Jangan pakai nama Measure, nanti Power BI membacanya sebagai kolom yang lain
3. Klik (left) pada DAX Measure yang ingin dipindahkan. Ingat: yang di-klik Nama Measure-nya, bukan checkbox-nya. Akan terlihat Highlight...
4. Perhatikan setelah di-klik, pada Ribbon muncul tab Measure Tools.
5. Sekarang pilih Home Table
6. Lalu klik tanda panah ke bawah (dropdown), akan muncul nama2 Table yang sudah diload ke Power BI
7. Pilih Table : My Measure seperti nama yg sudah kita simpan di point 1
Sekarang kalian bisa lihat, Measure yg diseleksi akan berpindah ke Table yang baru : My Measure.
8. Lakukan hal yang sama untuk Measures lainnya sesuai kebutuhan.
Mudah bukan...
#tipsandtrick #powerbi #movemeasuretoothercolumn
Kira2 seperti bunyi quote di atas ketika kalian sudah capek2 ngedesain dashboard dan merasa udah paling top hasilnya, tiba2 pas dikasih ke teman eh dia ga sengaja (atau jangan2 memang sengaja :) ) nge-geser2 chart, grafik atau slicer pada dashboard kalian. Dan tentu saja jadi tumpang tindih tidak terbaca dengan baik.
Nah makanya jangan lupa setiap kali menyelesaikan dashboard, sebelum disimpan ke pbix, lakukan dulu hal ini : "lock objects". Agar semua visual selalu berada di tempat yg diinginkan. Aman deh.
Yg kaya gini penting-gak-penting sih. Tapi kalo kejadian bikin hati 𝗝𝗲𝗻𝗴𝗸𝗼𝗹 (jengkel plus dongkol). Gimana kalau dia buka locknya? Nah yang ini jangan ragu2, langsung tamp*l saja .... becanda.
#lockobjects #dataviz #tipsandtrick
Nah makanya jangan lupa setiap kali menyelesaikan dashboard, sebelum disimpan ke pbix, lakukan dulu hal ini : "lock objects". Agar semua visual selalu berada di tempat yg diinginkan. Aman deh.
Yg kaya gini penting-gak-penting sih. Tapi kalo kejadian bikin hati 𝗝𝗲𝗻𝗴𝗸𝗼𝗹 (jengkel plus dongkol). Gimana kalau dia buka locknya? Nah yang ini jangan ragu2, langsung tamp*l saja .... becanda.
#lockobjects #dataviz #tipsandtrick
Mungkin ada yang penasaran tentang kegunaan tool Drive-time pada ArcGIS Maps pada Power BI?
Di postingan Linkedin beberapa tahun lalu sebenarnya sudah beberapa kali kita bahas.
Di postingan Linkedin beberapa tahun lalu sebenarnya sudah beberapa kali kita bahas.
Tool yang biasa disebut dengan istilah The Find nearby tool di ArcGIS Maps untuk Power BI ini berguna untuk mencari lokasi lain di peta yang berada dalam Jarak atau Waktu berkendara tertentu di lokasi yang telah dipilih, dan menyimpan area pencarian tersebut dalam Polygon layer (lapisan poligon). namu tool ini juga memiliki beberapa keterbatasan. Berikut adalah beberapa yang Penulis ketahui.
Untuk pengaturan Drive-time (Waktu Berkendara) dan Driving distance (Jarak Berkendara):
- Maksimum 10 (sepuluh) lokasi area pencarian dalam setiap satu layer.
- Sebuah peta hanya dapat berisi satu lapisan area pencarian dalam satu waktu. Jika lapisan area pencarian sudah ada, maka lapisan tersebut harus dihapus sebelum lapisan baru dapat dibuat.
- Tombol Pilih waktu berkendara dapat digunakan untuk memilih maksimal 250 lokasi dalam poligon area pencarian.
- Hanya lokasi data dalam area waktu berkendara untuk lokasi yang disematkan sebagai titik fokus area waktu berkendara yang dipilih; pin apa pun yang berada di luar area tersebut akan diabaikan.
- Jika peta diatur menggunakan tema Clustering, lokasi clustering pada peta tidak dapat dipilih. Pilih tema peta lain dan coba lagi.
- Saat panel Near by (Temukan di sekitar lokasi) aktif, maka alat pemilihan peta tidak tersedia. Gunakan selection tool di panel Near by untuk memilih lokasi di peta.
Penasaran?
Coba tonton video senyap berikut.
Terima kasih.
Rasanya ndak adil kalau saya membiarkan pertanyaan2 tsb menggantung tanpa ujung. Baiklah - tanpa berpanjang kata, berikut ini saya berikan contoh sederhana - yg saya kutip dari pajakmania. Langsung ke datanya ya :
PT. Samsul memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 5.600.000.000, untuk laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2018. Dari hasil koreksi fiskal diketahui adanya perbedaan permanen koreksi positif sebesar Rp. 600.000.000. Koreksi temporer positif sebesar Rp. 300.000.000 dan koreksi temporer negatif Rp. 500.000.000. Saldo Hutang pajak tangguhan pada awal tahun berjalan sebesar Rp. 900.000.000. Pajak penghasilan yang telah dipotong oleh pihak lain adalah:
1. PPh Pasal 23 sebesar Rp. 200.000.000
2. PPh Pasal 4(2) sebesar Rp. 200.000.000
3. Pajak yang telah dipotong di luar negeri sebesar Rp. 300.000.000
4. PPh Pasal 24 yang boleh dikreditkan atas penghasilan luar negeri sebesar Rp. 250.000.000
5. PPh Pasal 25 sebesar Rp. 840.000.000
6. PPh Pasal 22 sebesar Rp. 60.000.000
Tarif pajak yang berlaku - anggap saja, 25%.
Nah dari sedikit data di atas coba bantu Pak Samsul (Boss-nya PT Samsul) untuk :
1. Menghitung pajak terutang pada tahun 2018
2. Buatkan perhitungan Kewajiban Pajak Tangguhan
3. Berapa Beban Pajak Tahun Berjalan?
4. Bagaimana menyajikan pos2 di atas dalam laporan keuangan (RL dsb)
5. Posisi DTL pada Laporan keuangan
Mudah sekali bukan... (Silakan tertawa sebelum tertawa dikenakan Pajak 🤣 )
Hormat untuk teman2 yg bersedia memberikan jawaban :)
Sumber gambar : Freepik
#deferredtax #perhitungan #julidpajak #sukapajak #bahaspajak #taxaccounting #taxaccountant #fatman
Disclaimer
Tulisan dan artikel yang ada di blog ini hanya untuk keperluan sharing idea dan develop team saja. Dan karenanya bisa diedit setiap saat untuk penambahan dan koreksi. Blog ditulis oleh beberapa kontributor. Semoga bermanfaat dan bisa mempererat tali silaturahmi.
Semangat Salesgis.com adalah sebagai solusi (referensi) praktis, analitis dan gratis.
"With no budget, comes great creativity"
Popular Posts
-
Hi apa kabar? Kali ini saya ingin share bagaimana caranya membuat sebuah lingkaran radius di dalam sebuah peta yang ada di Google My Maps. ...
-
Kepemimpinan ( Leadership ) adalah tentang pertumbuhan - untuk diri Anda, hubungan Anda, produktifitas Anda, dan orang-orang Anda. Untuk bi...
-
John Maxwell adalah salah satu otoritas terkemuka di dunia dalam bidang Kepemimpinan. John telah melatih jutaan orang dan menulis lebih dar...
-
Saat menempati Gudang seringkali kita mengalami permasalahan dengan lantainya, entah karena ambles atau terjadi keretakan di sana -sini. Bi...
-
Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi sedikit pengalamam tentang tugas dan tanggung jawab seorang Koordinator Gudang dalam menjalankan fu...
Recent Comments
Powered by Blogger.