"Sales VS Accounting"



Pernah membaca sebuah tulisan tentang filosofi Sales di postingan suatu blog. Mengandaikan Sales, Marketing, Brand dan Produk dengan sebuah sedotan. Iya, sedotan. Menurut penulisnya dalam sedotan ada saluran, isi, dan sensasi. Saluran mendeskripsikan sisi Marketing, dan aktivitas memindahkan isi ke mulut adalah Sales, sedangkan sensasi yang dirasakan saat menggunakan sedotan itu merupakan Brand. Isi berupa minuman adalah tersebut adalah produk. Keempat elemen itu akan saling berkaitan erat. Dan jika salah satu tak hadir akan mengurangi kenikmatan yang tersaji dalam minuman. Bahkan jika tak ada minuman, percuma saja ada sedotan berserta pernak-perniknya. Atau sebaliknya.

Analogi yang sederhana tetapi sangat tepat mendiskripsikan apa itu Sales dan Marketing bagi orang awam yang tak mau ber-pusing2 mencari definisi sendiri.

Saya hanya ingin menambahkan satu lagi analogi tentang Sales dan Accounting. Yang tentu saja kita semua saling memahami bahwa keduanya seringkali bertolakbelakang bak dua sisi magnet yang saling berlawanan. Accounting (baca : departemen Accounting, Finance dan termasuk Audit di dalamnya) acapkali dianggap menghalangi aktifitas departemen Sales. Minta bukti penerimaan barang/ bonus/hadiah dari pemilik toko, melakukan Audit faktur atas Salesman yang dianggap nakal dll, mempertanyakan lonjakan PO di minggu ke empat dan akhir bulan yang sering tidak masuk akal, dll, dsb. Salesman sering merasa selalu dicurigai dan dianggap tidak amanah. Accounting tentu saja tak bisa disalahkan karena mereka bekerja sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh Management. Sementara team Delivery kadang terjebak di antara keduanya. Misalnya, barang promosi produk tertentu harus segera dikirim ke Outlet, sementara team Accounting belum menerima perintah atau informasi dari Management. Dikirim salah, tidak dikirim akan menjadi tumpuan dosa karena kehilangan potensi omzet.

Karena seringnya hal di atas terjadi, seorang teman mengibaratkan Sales dan Accounting seperti cara kerja pedal Gas dan Rem pada mobil. Sales bawaannya cenderung injak gas dalam2 tanpa lihat kanan dan kiri, sementara Accounting selalu ingin menginjak Rem saat dirasa mobil berjalan terlalu kencang dengan arah tidak sesuai tujuan. Lalu apa fungsi pedal Kopling? Kopling mirip seperti SOP, yang mengatur agar saat pedal gas diinjak, mobil bisa berjalan mulus tanpa ajrut2an. Bagaimana agar mobil bisa berjalan baik? Di sinilah diperlukan yang namanya Koordinasi. 
Kamu paham kan maksud saya?


RMunadji

1 comment:

Anonymous said...

hehehe...betul banget