Jika kalian perhatikan hampir semua postingan tentang sales di blog ini merupakan respon penulis atas diskusi, sharing, pertanyaan, atau bahkan curhat dari teman2 di komunitas sales yang penasaran dengan bermacam ritual sales call plan / PJP. Termasuk yang berikut ini.
Minggu lalu ada beberapa teman yang sharing ke saya (tepatnya mengeluh 😊 ).
Yang pertama tentang kurang maksimalnya penggunaan platform sales automation di perusahaan tempatnya bekerja. Tidak bisa begini – tidak bisa begitu katanya. Padahal sudah bayar ratusan juta...
Baiklah, saya menahan diri untuk tidak mengomentari hal tersebut dan saya simpan untuk next post saja. Karena ternyata seru banget. Apalagi sejak awal saya juga sering “ mengisahkan” hal yg senada.
Sebenarnya masalah seperti ini sangat sering terjadi.
Saya melihatnya lebih ke kurang intens-nya komunikasi antara user dengan si konsultan/ software developer-nya. Acap kali user kurang memahami apa yang mereka butuhkan, sehingga si konsultan memberikan yang standar2 saja. Ini beneran terjadi. Dulu pernah di tempat saya bekerja, si konsultan selalu saya repotkan dengan pertanyaan2/ permintaan2 yg sifatnya what if begini – what if begitu. Dan dia sering mengawali jawabannya dengan kalimat yang membuat saya jengkel : " di area lainnya ga ada yg minta seperti yg saya minta." Lalu saya jelaskan, memangnya saya ga boleh minta? Kan semua sudah termasuk dalam layanan yang dia tawarkan. Alhamdulillah mereka mengerti, Dan bahkan sampai dengan hari ini beliau menjadi sahabat baik dan kadang memberi masukan. Sekali lagi kuncinya adalah: yang pertama, komunikasi yg baik.
Yang ke dua, kita harus tahu dulu kebutuhan kita seperti apa…. – IMHO. Jangan sampai slogan sakti “ kalau bisa mahal kenapa harus murah - Kalau bisa susah kenapa mesti mudah?” menjadi model yang digemari. Dan kalian tahu kan blog ini lahir akibat munculnya keanehan2 macam itu. Dengan semangat membaranya : “Solusi Praktis, Analitis dan ... Gratis”.
Oke, curhat ke dua menanyakan beberapa hal tentang routing plan di tempatnya bekerja. Menurutnya rute2 tersebut banyak yang tidak masuk akal untuk dijalankan oleh team Sales. Ada yang jauh banget – sehari bisa menempuh 90 km, ada yang sehari harus mengunjungi 50 toko dsb. Lalu ada yg bertanya juga apakah jarak yg ditampilkan pada rute yang berupa garis2 lurus tersebut sama jauhnya jika dikonversi ke Google Maps? Nanti akan kita bahas terpisah.
Saya tak hendak mengomentari route plan dan PJP dari teman saya. Tentu saja karena takut dosa :). Apalagi system-nya pasti muahal yah, nanti Boss-nya sedih. Saya hanya ingin me-refresh saja bagaimana logika dan cara kerja google maps ( - misalnya ) dalam membuat suatu rute perjalanan. Dalam dunia pergugelan atau maps engine lainnya, dikenal yang namanya algoritma Heuristic. Ini semacam perhitungan Matematika yang sejujurnya saya juga kurang paham. Tapi kira2 seperti itulah.
Oke, curhat ke dua menanyakan beberapa hal tentang routing plan di tempatnya bekerja. Menurutnya rute2 tersebut banyak yang tidak masuk akal untuk dijalankan oleh team Sales. Ada yang jauh banget – sehari bisa menempuh 90 km, ada yang sehari harus mengunjungi 50 toko dsb. Lalu ada yg bertanya juga apakah jarak yg ditampilkan pada rute yang berupa garis2 lurus tersebut sama jauhnya jika dikonversi ke Google Maps? Nanti akan kita bahas terpisah.
Saya tak hendak mengomentari route plan dan PJP dari teman saya. Tentu saja karena takut dosa :). Apalagi system-nya pasti muahal yah, nanti Boss-nya sedih. Saya hanya ingin me-refresh saja bagaimana logika dan cara kerja google maps ( - misalnya ) dalam membuat suatu rute perjalanan. Dalam dunia pergugelan atau maps engine lainnya, dikenal yang namanya algoritma Heuristic. Ini semacam perhitungan Matematika yang sejujurnya saya juga kurang paham. Tapi kira2 seperti itulah.
Ada 2 (dua) macam heuristic yang biasa dipakai dalam dunia Travelling Sales Problem, yakni :
Yang pertama : Largest Angle Heuristic
Lihat gambar (1)
Seorang Salesman telah melakukan perjalanan dari Titik A ke Titik B. Berikutnya, titik mana yang sebaiknya dituju oleh si Salesman? Titik C atau Titik D? Dengan menggunakan pendekatan LAH (Heuristik Sudut Terbesar), maka Salesman harus memilih perjalanan ke Titik D. Saat menggunakan menggunakan metode ini, titik tujuan berikutnya selalu dipilih yang menghasilkan sudut terbesar ke titik yang terakhir dikunjungi.
Heuristik ini akan membantu memastikan bahwa rute tersebut melingkar dan cenderung menghasilkan rute yang efisien.
Yang ke dua : Closest Next Heuristic
Lihat Gambar (2)
Salesman telah melakukan perjalanan dari Titik A ke Titik B. Titik mana yang harus dikunjungi pada perjalanan berikutnya, ke Titik C atau Titik D? Dengan menggunakan metode ini, Salesman akan memilih menuju ke Titik D. Saat memilih rute menggunakan metode CNH, selalu dilakukan perjalanan di titik2 yang terdekat dengan tempat Salesman berada sekarang. Heuristik ini juga cenderung menghasilkan rute yang efisien.
Yang pertama : Largest Angle Heuristic
Lihat gambar (1)
Seorang Salesman telah melakukan perjalanan dari Titik A ke Titik B. Berikutnya, titik mana yang sebaiknya dituju oleh si Salesman? Titik C atau Titik D? Dengan menggunakan pendekatan LAH (Heuristik Sudut Terbesar), maka Salesman harus memilih perjalanan ke Titik D. Saat menggunakan menggunakan metode ini, titik tujuan berikutnya selalu dipilih yang menghasilkan sudut terbesar ke titik yang terakhir dikunjungi.
Heuristik ini akan membantu memastikan bahwa rute tersebut melingkar dan cenderung menghasilkan rute yang efisien.
Yang ke dua : Closest Next Heuristic
Lihat Gambar (2)
Salesman telah melakukan perjalanan dari Titik A ke Titik B. Titik mana yang harus dikunjungi pada perjalanan berikutnya, ke Titik C atau Titik D? Dengan menggunakan metode ini, Salesman akan memilih menuju ke Titik D. Saat memilih rute menggunakan metode CNH, selalu dilakukan perjalanan di titik2 yang terdekat dengan tempat Salesman berada sekarang. Heuristik ini juga cenderung menghasilkan rute yang efisien.
Lalu mana yang lebih baik, Heuristik Sudut Terbesar ataukah Heuristik Berikutnya Terdekat? Tidak ada jawaban yang terbaik untuk pertanyaan ini. Satu-satunya cara untuk menemukan rute optimal adalah dengan mensimulasikan setiap rute yang memungkinkan di komputer (tentu saja) – proses yang sangat memakan waktu. Masalah di lapangan bagi seorang Salesman adalah bagaimana menghasilkan rute yang cukup baik dalam satu hari kunjungan. Dengan menggunakan heuristik ini, kita mungkin tidak selalu menemukan rute yang optimal, tetapi kita dapat dengan cepat membuat rute yang umumnya relatif baik dengan membutuhan lebih sedikit waktu.
Dalam menggunakan heuristik ini untuk membuat keputusan, kita juga harus menggunakan prosedur Lihat ke Depan (Look Ahead procedure). Artinya, jangan hanya melihat titik berikutnya dalam suatu rute, tetapi melihat ke depan dua titik dan menggunakan mencoba kedua heuristik di atas untuk membuat keputusan untuk dua titik berikutnya. Ini TEORI-nya.....
Dalam menggunakan heuristik ini untuk membuat keputusan, kita juga harus menggunakan prosedur Lihat ke Depan (Look Ahead procedure). Artinya, jangan hanya melihat titik berikutnya dalam suatu rute, tetapi melihat ke depan dua titik dan menggunakan mencoba kedua heuristik di atas untuk membuat keputusan untuk dua titik berikutnya. Ini TEORI-nya.....
Oh iya, satu lagi jangan lupa.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan di dalam membuat Routing agar perjalanan Salesman menjadi lebih pendek dengan waktu yang sesingkat mungkin :
- Perjalanan harus berbentuk melingkar (tours should be circular)
- Perjalanan keliling tidak boleh menyilang (tours should not be cris-cross)
- Rute yang sama tidak boleh digunakan untuk pergi dan ke dari suatu pelanggan .Cari jalur yang berbeda yang lebih dekat untuk kembali ke home base (same route should not be used to go to and from a Customer)
- Pelanggan pada area yang berdekatan harus dikunjungi secara berurutan (Customers in neighboring area should be visited in sequence)
Nah sekarang jadi lumayan jelas kan, bagaimana rute yang baik dibuat. Jangan asal2an, jangan saling-silang macam TTS, jangan acak2an tidak berurutan dsb. Semoga postingan lucu ini mampu menghibur teman2 semua yang hobinya ngukur jalan.
Doa terbaik untuk kalian, aamiin.
Terus semangat mengasah dan memperbaiki O.T.A.K (*) - omzet, tagihan. administrasi dan koordinasi.
Gambar koordinat hanya ilustrasi saja.
(*) pinjam istilah dari IG @choy.yaqin
2 comments:
Gambarnya ko ga ada pak
Sudah dilengkapi pak, mungkin karena koneksi internet
Post a Comment